Manganan merupakan
salah satu tradisi yang cukup unik di Tuban.Manganan merupakan tradisi sedekah
bumi yang biasanya diadakan disekitar daerah pemakaman yang gunanya untuk
makanan sesaji bagi para leluhur.Para warga desa akan datang beersama-sama ke
makam leluhur sambil membawa makanan untuk dimakan bersama.Jadi,makanan tadi
tidak dibuang atau dibiarkan begitu saja,tapi lebih tepatnya ditukarkan atau
dimakan bersama-sama sehingga makanan yang dibawa tadi tidak mubazir.
Makanan beserta
sesajiyang dibawa penduduk dikumpulkan di pelataran makam.Oleh sesepuh desa
yang dianggap sebagai “juru kunci” makam.Makanan akan dibacakan sederet
do’a-do’a permohonan keselamatan.Do’a-do’a yang dibacakan oleh juru junci
biasanya perpaduan bahasa Arab dan Jawa.Selain memohon kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan Kanjeng Rosul Muhammad SAW,juru kunci juga akan menyertakan nama-nama
sesepuh di desa dan danyang-danyang desa.Tak lupa juga mereka akan menaruh
kemenyan (dupa) dan makan sesaji di tempat-tempat yang dianggap keramat.
Setelah juru kunci
memanjatkan do’a-do’a dan menaruh sesaji di lokasi tertentu,maka selanjutnya
acara makan bersama pun dimulai.Makanan yang dibawa oleh para wanita desa tadi
akan saling ditukarkan satu sama lain,sehingga setiap warga bisa merasakan
berbagai jenis makanan yang berbeda.Mereka akan makan bersama dan sisanya akan
dibawa pulang kembali.Biasanya di acara manganan juga akan ada anak-anak yang
membawa kantong kresek untuk wadah jajanan pasar yang mereka peroleh dari acara
ini.
Walaupun sekarang
mayoritas masyarakat sudah memeluk agama islam,tapi tradisi manganan ini masih
tetap dilakukan terlebih-lebih di pedesaan.Islam telah berubah menjadi suasana
kebersamaan yang terjalin anatar sesama saat melakukan acara manganan
ini.Manganan juga mengajarkan kita untuk saling berbagi dengan sesama.Secara
tersirat bisa dikatan acara manganan ini memiliki fungsi yang sama dengan zakat
atau qurban dalam Islam.Dengan adanya zakat atau qurban diharapkan warga yang
kurang mampu bisa merasakan bagaimana enaknya makan daging.Sama halnya seperti
manganan,momen pada saat pertukaran makanan juga membuat warga yang kurang
mampu bisa memilih makanan yang lebih istimewa dari miliknya.Mungkin alasan
inilah yang membuat masyarakat selalu bersemangat untuk melakukan acara
manganan.
Kedepannya,semoga
tradisi manganan ini bisa tetap dipertahankan oleh masyarakat.Karena tradisi
ini bukan hanya sekedar tradisi,tapi lebih jauh tradisi ini mengajarkan kita
untuk saling berbagi dan saling membantu.
0 komentar:
Posting Komentar